Duka di Balik Kemenangan Persib, Bobotoh Wafat di Solo

BOBOTOHNEWS.COM — Kemenangan Persib Bandung atads PSS Sleman dengan skor 2-1 pada Selasa (10/12/2024) menjadi momen manis bagi Maung Bandung dan para Bobotoh. Namun, di balik sorak-sorai kegembiraan, kabar duka menyelimuti komunitas pendukung Persib.

Moch Fathir Fauzan Maulana (18), seorang Bobotoh asal Kompleks Margahayu Permai, Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat dalam perjalanan menuju Stadion Manahan, Solo. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga tetapi juga seluruh komunitas Bobotoh.

Informasi tentang kecelakaan tragis ini tersebar luas di media sosial, disertai konfirmasi dari Persib Bandung melalui unggahan di akun media sosial resminya.

“Innalilahi wa inna ilahi raji’un. Keluarga besar Persib turut berduka cita atas meninggalnya M Fathir Fauzan Maulana akibat kecelakaan lalu lintas di Solo, Jawa Tengah,” tulis Persib di akun official Instagram @persib.

“Dedikasi dan kecintaanmu kepada Persib akan selalu menjadi inspirasi bagi kami semua. Semoga amal ibadahmu diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan.”

“Selamat jalan, Bobotoh sejati. Kami akan selalu mengenangmu,” demikian unggahan tersebut.

Detik-detik Perjalanan Tragis

Muhamad Rafli Saputra (19), sahabat sekaligus rekan perjalanan Fathir, menceritakan momen terakhir mereka. Keduanya berangkat dari Stasiun Kiaracondong, Bandung, menuju Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, dengan kereta api pada Sabtu (7/12/2024). Setelah menginap dan menyewa motor di Yogyakarta, mereka melanjutkan perjalanan menuju Solo pada Senin sore.

“Pergi ke stadion hari Senin sekitar jam 4 baru ke Solo. Awal di perjalanan kita pergi dua motor, jadi satu motor, satu motor. Masuk ke jalan raya Solo – Jogja juga masih bareng. Tapi waktu di pertengahan hilang enggak tahu ke mana, berpisah. Perkiraan sebelum Klaten, almarhum nyusul. Emang gaspol bawanya, tapi dari situ sudah enggak ketemu lagi. Posisi saya langsung ke stadion, dikira saya almarhum sudah langsung ke stadion,” katanya.

Sesampainya di Stadion Manahan, Rafli mengira Fathir sudah tiba lebih dulu. Namun beberapa menit setelah pertandingan dimulai, kabar mengejutkan datang bahwa Fathir mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit.

“Iya sempat nonton, baru nonton banget. Setelah itu, saya dikabarin temen saya. Kebetulan dia dapet kabar dari anak-anak Bandung. Saya langsung keluar (stadion) dan ke rumah sakit,” jelasnya.

Rafli mengaku sempat tidak percaya mendengar kabar tersebut. Namun saat tiba di rumah sakit ternyata kondisinya memang Fathir telah ada di sana.

“Pas di rumah sakit, memang benar almarhum yang kecelakaan, terus saya stay di rumah sakit sampai tengah malam,” kata Rafli.

Duka Mendalam Keluarga

Keluarga Fathir tak pernah menyangka perjalanan mendukung Persib berakhir tragis. Heri Herdiansyah (42), ayah Fathir, menceritakan bagaimana kabar duka ini pertama kali diterima istrinya.

“Pihak rumah sakit menanyakan benar enggaknya anak kita. Istri saya gak percaya begitu saja, takutnya penipuan atau apa. Jadi menanyakan tolong difotokan, setelah difotokan dan benar itu anak saya,” ujar Heri, di kediamannya, Komplek Margahayu Permai, Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih.

“Posisinya lagi ditangani pihak rumah sakit dan para dokter. Gak lama kemudian sebelum maghrib itu istri saya mendapatkan kabar bahwa anak saya sudah tiada,” katanya.

Setelah itu sang istri langsung menelepon dirinya yang tengah bekerja di Pangalengan. Mendengar kabar tersebut, Heri langsung panik dan langsung meluncur ke rumahnya di Margahayu Permai.

“Tadinya saya mau meluncur ke Solo, karena kabarnya harus ada pihak keluarga yang harus ke sana. Saya ke rumah dulu, takutnya harus bawa data KTP atau KK dan lain sebagainya. Setelah sampai di rumah, alhamdulillah saudara atau teman ada semua. Memang saya gak ada saudara di sana, tapi mau gak mau, temennya yang ada di sana turut membantu,” jelasnya.

Heri mengungkapkan proses kepulangan anaknya dibantu para Bobotoh dan anak Umuh Muchtar, Erwan Setiawan. Setelah itu jenazah bisa dibawa ke Bandung dengan menggunakan ambulance.

“Alhamdulillah akhirnya jenazah almarhum bisa dibawa ke Bandung dengan diwakilkan. Kemudian ada bantuan juga dari bapak Wakil Gubernur, Erwan. Makasih pak Erwan sempat datang dan mau mengurus kepulangan jenazah anak saya,” ucapnya.

Dia mengaku tidak mengetahui persis kronologi peristiwa yang menimpa anaknya. Namun dirinya meminta peristiwa yang dialami anaknya bisa menjadi yang terakhir dan tidak terulang kembali.

“Memang ini katanya kecelakaan tunggal, katanya. Tapi saya juga masih kurang tahu kronologi lengkapnya. Tapi saya harap tidak ada lagi korban yang lainnya. Jadikan ini yang terakhir, jangan ada lagi berita duka, tidak ada yang lebih berharga daripada nyawa,” tuturnya.

Kecintaan yang Turun-Temurun

Menurut Heri Fathir dikenal sebagai Bobotoh sejati yang mencintai Persib sejak kecil. Kecintaan ini, menurut Heri, adalah warisan turun-temurun dalam keluarga mereka.

“Kebetulan almarhum benar-benar dari kecil suka yang namanya sepak bola. Menjelang ke dewasa, SMP, SMA, beliau memang dari dulu suka. Termasuk saya sendiri pun dari kecil juga suka Persib. Jadi kecintaan ini memang turun temurun,” kata Heri.

Dia menambahkan anaknya tersebut baru lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian aktivitas sehari-harinya adalah sebagai kurir makanan aplikasi online.

“Kesehariannya anak saya memang sudah beres sekolah. Sehari-hari kalau malam itu suka bekerja grabfood, kalau engga shopeefood. Saya hanya bisa ngasih support. Cuma memang takdir berbicara lain. Saya harap jangan terjadi lagi. Ini kejadian yang terakhir. Boleh kalian bersuka cita, senang ria, tapi keluarga tetap nomer satu,” pungkasnya.

“Kebetulan almarhum benar-benar dari kecil suka yang namanya sepak bola. Saya sendiri dari kecil juga suka Persib. Jadi kecintaan ini memang turun-temurun,” ungkapnya.

Heri berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh pendukung Persib agar lebih berhati-hati.

“Boleh kalian bersuka cita, senang ria, tapi keluarga tetap nomor satu,” pungkasnya.

Redaksi
Author: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *